Postingan Terbaru

Sabtu, 01 Oktober 2011

Pengaruh Penerapan KBK Terhadap Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Metematika


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam suatu lembaga pendidikan, kurikulum merupakan hal penting sebagai rencana pembelajaran. Di mana dalam penerapan kurikulum bermuara pada pembelajaran yang diterapkan pada setiap pembelajaran tidak terkecuali pada mata pelajaran matematika. Artinya keberhasilan belajar peserta didik, tergantung pada kurikulum khususnya Kurikulum Berbais Kompetensi (KBK) di bawah bimbingan tenaga pengajar (guru).

Kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan era globalisasi adalah kurikulum yang materinya tidak hanya berbasis kontens tetapi lebih kepada peningkatan kecakapan hidup siswa yang memiliki kompetensi bagaimana memutakhirkan pengetahuan tersebut.

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nila-nilai yang direfleksikan atau mewujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak” (Depdiknas, 2003 : 9). Untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu, seorang secara konsisten dan terus menerus menunjukkan kompetensi dalam bidang tersebut dalam cara berfikir dan bertindak sehari-hari. Kompetensi harus mempunyai konteks dalam berbagai bidang kehidupan atau hal-hal lainnya yang diperlukan agar seseorng dapat melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu unjuk kerja yang dapat diukur dengan indikator tertentu.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada dasarnya merupakan format atau standar yang menetapkan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam setiap tingkatan kelas atau jenjang tertentu agar memiliki kecakapan hidup sesuai dengan tujuan nasional.

Dengan demikian, kurikulum ini merupakan pergeseran dari isi (apa yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana berfikir, bersikap, belajar dan melakukan) oleh karena itu, para guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui kompetensi apa yang seharusnya dicapai pada setiap pembelajaran dan sejauh mana efektivitas kegiatan pembelajaran telah dicapai.

Prinsip dasar kegiatan belajar mengajar (KBM) yang diterapkan dalam KBK adalah pengembangan keterampilan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggungjawab pada kebiasaan dalam prilaku sehari-hari  melalui aktifitas pembelajaran secara aktif yaitu : 

  1. Berpusat pada siswa, setiap siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, kecepatan, dan gaya belajar.
  2. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi
  3. Memiliki semangat mandiri, bekerja sama dan berkompetensi
  4. Menciptakan kondisi yang menyenangkan
  5. Mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar
  6. Karakteristik mata pelajaran, seperti matematika menekankan kemampuan bernalar (Depdiknas, 2003: 12)

Strategi dan metode pembelajaran dalam KBK adalah guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang melibatkan fisik-sosial siswa secara aktif supaya memberi peluang siswa untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyan dan mempertanyakan jawaban, mejelaskan sambil memberikan argumentasi dan sejumlah penalaran lainnya. 

Guru juga harus selalu menghargai setiap usaha dan hasil kerjasama siswa serta memberikan stimulus yang mendorong siswa untuk berbuat dan berfikir sambil menghasilkan karya dan fikiran kreatif sebab siswa akan mencapai hasil belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka siswa akan mengingat hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan, sebaliknya jika guru meminta siswa melakukan sesuatu dengan melaporkannya maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.

Untuk menetapkan siswa telah menguasai kompetensi yang ditetapkan kurikulum, guru akan menetapkan prestasi siswanya berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. Penilaian lebih terfokus pada penilaian berbasis kelas. Dengan menggunakan berbagai macam cara baik dalam suasana formal maupun non-formal sehingga menunjukkan hasil terbaiknya.

Dengan demikian penerapan KBK merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak atau efek baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Alek, M.A, (1995) menyatakan bahwa “efektifitas berasal dari kata efek yang berarti kesan, akibat dan efektif yang berarti tepat, tepat sasaran mempunyai akibat yang tepat”.

Berdasarkan pendapat di atas dalam proses pembelajaran terjadi interaksi  antara guru sebagai pengembang kurikulum dan siswa sebagai peserta didik yang dalam prosesnya harus saling mendukung dan menunjang terutama proses belajar mengajar yang orientasinya akan terjadi peningkatan kreativitas belajar siswa.

Kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap yang dapat ditemukan (diidentifikasi) dan dipupuk melalui tindakan yang tepat, salah satu masalah yang dapat menemukan potensi kreatif yang dapat dikembangkan melalui pengalaman pendidikan. Kreativitas adalah “kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang kreatif” (Mulyasa, 2003 : 126).

Kreativitas belajar sangat dibutuhkan karena dengan adanya kreativitas orang akan dapat berkreasi dan mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kreativitas atau berfikir sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Kreativitas merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini msih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal

Kreativitas anak dimatikan secara perlahan disebabkan adanya ketakutan terhadap gurunya sendiri, padahal jika keativitas anak dikembangkan maka ia akan mampu membuat berbagai kombinasi dalam pengajaran. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tapi juga memberikan kepuasan kepada individu dan kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Prilaku kreatif adalah “hasil dari  pemikiran kreatif oleh karena itu hendaknya sistem pendidikan dapat merangsang pemikiran, sikap dan prilaku kreatif, produktif, disamping pemikiran logis dan penalaran” (Munandar, 1994 : 47).

Berdasarkan pendapat di atas sistem pendidikan yang dapat merangsang pemikiran, sikap dan prilaku kreatif kondusif adalah melalui KBK, prinsip dasar kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam KBK adalah mengembangkan keterampilan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggungjawab pada kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui pembelajaran aktif yaitu : 

  1. Berpusat pada siswa
  2. Mengembangkan keingin-tahuan dan imajinasi
  3. Memiliki semangat, mandiri, bekerja sama dan berkompetens
  4. Menciptakan kondisi yang menyenangkan
  5. Mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar.

Dalam KBK pendekatan pembelajaran adalah PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan), dimana siswa merasa senang aktif pada saat pelajaran, sehingga siswa memiliki kebiasaan untuk berprestasi dan berkreativitas.

Pengaruh penerapan KBK adalah peningkatan kreativitas belajar siswa, karena yang lebih berperan aktif adalah siwa. Siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran. Proses pembelajaran terjadi berbagai tempat tidak terfokus pada runag kelas saja.

Sebelum ditetapkan KBK kreativitas dianggap bukanlah hal penting dalam mendukung presata si belajar siswa, yang diutamakan adalah bakat dan intelegensinya. Padahal dengan adanya kreativitas maka siswa aka memiliki kemampuan menciptakan hal-hal yang baru dalam belajar. 

Melalui KBK penekanannya pada kemampuan melalukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan, karena untuk dapat melakukan sesuatu pekerjaan maka siswa akan berfikir kreatif. Pendekatan yang digunakan dalam KBK adalah pendekatan kontekstual dimana siswa diberikan kebebasan dalam proses belajar, karena siswa yang banyak belajar dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan melalui pemikiran kreatif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian kurikulum (Bapak, Iwan Suntoko) bahwa, di MTs Negeri 1 Mataram sudah menerapkan KBK tetapi penerapannya belum maksimal. Tetapi belum maksimal, agar penerapannya maksimal maka MTsN 1 Mataram memberikan pembekalan kepada guru-guru melalui penataran dan KKG serta melengkapi sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran supaya lebih efektif dan efesien.

Proses penerapan pembelajaran yang diterapkan dalam KBK sangatlah bersifat luwes / pleksibel karena pembelajaran tersebut tidak hanya terbatas di dalam kelas sajan tetapi di luar kelas juga misalnya ruang perpustakaan, leb. dan sebagainya.Selain itu juga siswa-siswa dituntut bagaimana memanfaatkan benda-benda sekitar sebagai objek pembelajaran tentu saja yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga akan membangkitkan minat belajar dan daya kreasi siswa. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti memilih judul “PENGARUH PENERAPAN KBK TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN METEMATIKA SISWA KELAS I MTS NEGERI 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2006/2007”.


B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut : “Apakah penerapan KBK efektif terhadap peningkatan kreativitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika siswa kelas 1 MTs Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2006/2007.

C.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah : Ingin mengetahui pengaruh penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) terhadap peningkatan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran metematika siswa kelas I MTs Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2006/2007.


D.    Kegunaan Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian terhadap suatu penomena atau masalah maka dari hasil penelitian ini mempunyai makna atau manfaat baik  itu secara teoritis dan praktis :

1.    Kegunaan yang bersifat teoritis 

Yaitu : Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penerapan KBK dalam peningkatan kretivitas belajar siswa pada mata pelajara metematika siswa kelas I MTs Negeri 1 Mataram 2006/2007.

2.    Kegunaaan yang bersifat praktis

  • Memberi masukan pada guru khususnya pada guru matematika dalam melaksanakan proses belajar mengajar (PBM).
  • Menambah pengetahuan dan bekal kepada  mahasiwa Jurusan Tarbiyah Tadris Matematika sebagai calon guru matematika bahwa PBM itu harus dibarengi dengan kretivitas guru dalam mengajar yang akan meampu meningkatkan kretivitas siswa dalam belajar 
  • Bagi Instansi pengelola pendidikan yaitu dengan penelitian ini dapat memudahkan pengelola pendidikan didalam menyiapkan bahan dan alat penunjang pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.


E.    Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang sebenarnya masih harus diuji kebenarannya secara empiris (Sumardi, 1986 : 69). Ada dua jenis hipotesis dalam penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). Hipotesis alternatif (Ha) yakni ada pengaruh penerapan KBK terhadap peningkatan kreativitas belajar siswa.

Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yakni penerapan kurikulum berbasis kompetensi efektif dalam peningkatan kreativitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaranmatematika siswa kelas 1 MTs Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2006/2007.


F.    Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahfahaman dalam penafsiran istilah pengertian judul ini, maka penulis memberikan batasan istilah sebagai berikut :

1.    Pengaruh

Pengaruh artinya daya yang terdapat dari sesuatu (orang atau benda) (Poerwadarminta, 1985 : 78). Ahli lain mengatakan bahwa pengaruh adalah : “Sesuatu yang datang dari subjek yang dapat menimbulkan perubahan” (Soetomo, 1980 : 2000). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengaruh adalah pengaruh penerapan KBK terhadap peningkatan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas I MTs Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2006/2007

2.    Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 

Adalah “suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar porfermasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa, 2006 : 39).

3.    Kreativitas Belajar

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam belajar yang pengembangannya melalui  kemampuan berfikir divergen artinya proses berfikir yang melihat sesuatu masalah dari berbagai sudut pandang atau menguraikan sesuatu masalah atas beberapa kemungkinan pemecahan.

Kreativitas juga diartikan sebagai “segala sesuatu yang diciptakan oleh seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam intraksi dengan lingkungannya” (Satiyadarma dan waruwu, 2004: 3). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kreativitas belajar adalah kemampuan siswa untuk menciptakan cara belajar sendiri yang dapat mempermudah dirinya dalam belajar matematika.

makna judul dalam penelitian ini adalah penggunaan kurikulum yang penekanannya pada kemampuan melakukan kompetensi yang merupakan perpaduan, keterampilan yang menimbulkan pada kemampuan siswa dalam berkreasi, menciptakan cara belajar matematika yang mudah dipahami berdasarkan penjelasan yang didapat dari gurunya.

diterbitkan oleh Al-hAq's cOmmuNitY

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Skull Belt Buckles