BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004). Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis (Suhito, 2002).
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti; perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya (Adrian, 2004).
Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di suatu sekolah dapat dilihat dari adanya peningakatan mutu pembelajaran, terutama pada mata pelajaran matematika. Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang mendapat perioritas untuk dikembangkan, karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Matematika sangat berguna bagi kehidupan manusia akan tetapi, banyak peserta didik yang beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, yang hanya dapat dikuasai oleh siswa yang pintar saja (Nurhidayati, 2002). Hal tersebut terjadi, karena kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit tumbuh dan pola belajar cendrung menghafal dan mekanistis (Direktorat PLP, 2002 dalam Rachmadi, 2002)
Peranan suatu metode dalam pembelajaran memiliki peranan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa. Jika tidak sesuai maka siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya karena tidak adanya daya tarik baginya.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika Nurlaela, S.Pd (guru kelas VII.C SMPN 3 Gerung Lombok Barat), mengatakan bahwa guru masih menerapkan metode pembelajaran konvensional/klasikal. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilaksanakan pada sekelas murid secara langsung, dalam pembelajaran ini siswa cendrung bersikap pasif dan reseptif, sedangkan guru cendrung berperan dominan (Soenarwan : 25-27).
Di sisi lain guru masih banyak menggunakan metode belajar yang belum mengaktifkan siswa secara penuh, salah satunya adalah metode ceramah. Dari hasil yang diperoleh siswa kelas VII.A-VII.C SMPN 3 Gerung semester I tahun ajaran 2008/2009 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 : Nilai rata-rata hasil ulangan mata pelajaran matematika semester I siswa kelas VII A-VII C SMPN 3 Gerung Tahun Pelajaran 2008/2009
Kelas | Nilai rata-rata | Ketuntasan Klasikal Maksimum |
VII.A VII.B VII.C | 6,7 6,6 5,8 | 6,5 6,5 6,5 |
Dari data di atas dapat diperhatikan bahwa nilai rata-rata siswa masih sangat rendah. Untuk itu sudah sepatutnya hal ini mendapatkan perhatian yang serius. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencari metode mengajar yang mampu mengajak siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar serta melatih siswa untuk banyak belajar sendiri.
Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti di Kelas VII SMPN 3 Gerung ternyata para siswa cukup dinamis dan aktif bila diberikan tugas-tugas. Jika keaktifan ini ditata dengan baik dan pembelajaranya menggunakan metode inquiri yang banyak memberikan manfaat, maka dapat diduga terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru.
Pembelajaran dengan inquiri memberikan manfaat bahwa siswa belajar lebih aktif karena ada proses penemuan, siswa memahami degan benar isi pelajaran karena di sini siswa mengalami langsung. Di sisi lain siswa merasa puas, jika suatu hal dapat ditemukan ia terdorong untuk menemukan lagi dan siswa dapat menyampaikan sesuatu yang diperoleh dengan konteks.
Bertitik tolak dari uraian di atas penulis telah mengadakan penelitian dengan judul”Penerapan Metode Inquiri dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Himpunan Pada Sub Pokok Bahasan Himpunan Bagian Siswa Kelas VII. C SMPN 3 Gerung Tahun Pelajaran 2008/2009”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Apakah penerapan metode inquiri dapat meningatkan aktivitas dan pemahan siswa pada konsep himpunan sub pokok bahasan himpunan bagian siswa kelas VII.C SMPN 3 Gerung Tahun pelajaran 2008/2009?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan aktifitas dan pemahaman pada konsep himpunan sub pokok bahasan himpunan bagian dengan metode inquiri pada siswa kelas VII. C SMPN 3 Gerung Tahun Pelajaran 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang upaya peningkatan pemahaman pada konsep himpunan sub pokok bahasan himpunan bagian siswa Kelas VII.C SMPN 3 Gerung Tahun Pelajaran 2008/2009
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Bagi siswa
- Bagi guru
- Bagi sekolah
- Bagi Peneliti
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya salah pemahaman terhadap makna judul dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut :
1. Penerapan
Penerapan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menerapkan (Alwi, 2001). Sedangkan menurut Riyanto (2006) penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi atau konteks yang lain atau yang baru.
Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud dengan penerapan dalam penelitian ini adalah ini adalah suatu proses dalam pembelajaran yang akan dipelajari.
2. Metode Inquiri
Metode inquiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proses penemuan yang dimaksud adalah menemukan konsep-konsep yang terkait dengan himpunan bagian.
3 . Himpunan Bagian
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari B jika setiap anggota himpunan A menjadi anggota himpunan B, ditulis A C B
Sedangkan himpunan A bukan himpunan bagian dari B jika ada anggota dari A (paling sedikit satu anggota) yang bukan anggota B, ditulis A C B
Setiap himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan A sendiri, ditulis A C A.
F. Lingkup Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VII.C SMPN 3 Gerung Tahun Pelajaran 2008/2009
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII.C SMPN 3 Gerung yang berjumlah 36 orang Tahun Pelajaran 2008/2009.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa pada konsep himpunan sub pokok bahasan himpunan bagian dengan menerapkan metode inquiri siswa-siswi kelas VII.C SMPN 3 Gerung tahun pelajaran 2008/2009.
diterbitkan oleh Al-hAq's cOmmuNitY
0 komentar:
Posting Komentar